Rabu, 16 April 2014

grosir tas

ab bergairah luar biasa.
Pasar hijab yang sangat besar inilah (ingat, Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia) yang bisa dijadikan “senjata” bagi Indonesia untuk menjadi pusat fesyen Islam dunia. Besarnya pasar bisa menjadi “posisi tawar” yang ampuh untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen Islam dunia.
Kedua, dengan pasar yang besar dan tumbuh begitu cepat, maka dengan sendirinya industri fesyen Islam di Tanah Air juga menggeliat demikian dahsyat. Para hijab entrepreneurs kini tumbuh bak jamur di musim hujan, tak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, tapi merata hampir di seluruh kota di Tanah Air. Merebaknya industri fesyen Islam ini sekali lagi akan mendjadi landasan kokoh bagi Indonesia untuk mengukuhkan diri sebagai pusat fesyen Islam dunia.
Dalam diskusi dengan temen-temen Hijabers Community beberapa minggu lalu, ada pemikiran menarik yang diungkapkan bu Euis Saedah. Kata beliau, Indonesia harus mengembangkan pusat-pusat industri kreatif (cluster) fesyen Islam di berbagai kota. Munculnya cluster-cluster industri fesyen Islam inilah yang akan menjadi lokomotif bertumbuh industri ini.
Sekarang ini kita mengenal di Solo terdapat kampung Laweyan yang dikenal sebagai cluster industri batik. Di Yogya ada Kasongan yang menjadi cluster industri kerajinan gerabah/keramik. Atau di Jepara kita punya cluster untuk industri ukiran kayu. “Maka kini saatnya kita juga harus mengembangkan cluster-cluster industri fesyen Islam yang tersebar di berbagai kota di seluruh Tanah Air,” ujar bu Dirjen
grosir tas
Ketiga, dari sisi SDM atau para desianernya sendiri. Dalam hal SDM ini saya konfiden 1000% Indonesia akan bisa menjadi center of excellence bagi industri fesyen dunia. Kenapa? Karena untuk urusan seni dan kreativitas, kemampuan orang Indonesia sangat menonjol, tak kalah dibandingkan orang-orang asing.
Kalau pasar dan industrinya tumbuh pesat, maka dengan cepat pula kita akan menghasilkan desainer-desainer handal seperti mbak Irna Mutiara atau mbak Dian Pelangi dalam jumlah besar dan merata teresebar di berbagai kota di seluruh Tanah Air. Dan hanya dengan desainer-desainer handal kelas dunia dalam jumlah banyak, maka Indonesia layak menyebut dirinya sebagai pusat fesyen Islam dunia.
So kembali ke pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini: “Bisakah Indonesia menjadi pusat fesyen Islam dunia?” Jawaban saya singkat: “Why Not!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar